MAKALAH
SEJARAH BENTENG FORT ROTTERDAM MAKASSAR
ILMU
KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH : ABBY RATTEALO
FIRDAH RAMADHANTY
NURTAUFIK ASMAH
PUTRI LISCA AZALIA J.W.
REGINA VELLARIAL
KELAS 2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai “ Penelitian di Benteng Rotterdam Makassar “. Makalah ini kami
buat, semata untuk menyelesaikan pemenuhan tugas kami. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai sejarah dan fungsi Roterrdam Makassar.
Kami
berterima kasih kepada bapak Irman Aras,S.Sos.,MM, selaku Dosen mata kuliah
Antropologi yang telah membantu mengarahkan kami untuk melakukan penelitian
kami tepatnya di Rotterdam Makassar. Semoga makalah sederhana kami ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya isi dari makalah yang telah
disusun dapat berguna bagi kami sendiri maupun yang membacanya. Sebelumya, kami
minta maaf apabila ada kesalahan kata – kata yang kurang berkenan, untuk itu
kritik dan saran sangat kami perlukan demi perbaikan di masa depan.
Makassar, 5 Oktober 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………….ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………..1
1.1
Latar Belakang……………………………………………………..........1
1.2
Rumusan Masalah……………………………………………………….1
1.3
Tujuan
Penelitian………………………………………………………...2
1.4
Manfaat
penelitian……………………………………………………….2
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………...3
2.1 Sejarah Rotterdam……………………………………………………….3
2.2 Bangunan – bangunan di Rotterdam…………………………………….5
2.3 Sejarah Museum La Galigo…………………………………………….11
2.4 Peninggalan – peninggalan Bersejarah…………………………………11
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………..16
3.1
Jenis Penelitian…………………………………………………………16
3.2 Lokasi Penelitian……………………………………………………….16
3.3 Sumber Data……………………………………………………………16
3.4 Analisis Data…………………………………………………………...16
3.5 Tempat dan Jadwal Penelitian………………………………………….16
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………..17
4.1 Berdirinya Rotterdam………………………………………………….17
4.2 Fungsi Rotterdam……………………………………………………...17
4.3 Dampak Beralih Fungsinya Rotterdam………………………………..17
4.4 Manfaat Wisata………………………………………………………..18
BAB V PENUTUP………………………………………………………………..19
4.1
Kesimpulan……………………………………………………………19
4.2 Saran…………………………………………………………………..19
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………20
LAMPIRAN……………………………………………………………………...21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Fort
Rotterdam atau Benteng Rotterdam Makassar (Jum Pandang) adalah sebuah benteng
peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai
sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja
Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi'
kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa
pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti
menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah
Maros. Benteng Rotterdam Makassar ini juga dulunya sering disebut sebagai
benteng Panyyua, karena benteng ini berbentuk seperti seekor penyu jika diliat
dari udara. Dimana terdapat sungai pada saat itu yang arahnya langsung ke laut.
Seperti
yang kita ketahui bersama bahwa fungsi Fort Rotterdam sejak awal didirikan
adalah sebagai benteng pertahanan Belanda, lalu dijadikan sebagai tempat untuk
memperluas rempah – rempah oelah Belanda, namun seiring perkembangan zaman Fort
Rotterdam kini dialih fungsikan menjadi objek wisata dan peralihan fungsi ini
secara langsung mapun tidak langsung telah membawa dampak tertentu bagi
masyarakat sekitarnya maupun bagi Fort Rotterdam sendiri dan kita tau bahwa
banyak hal yang berubah seiring dengan beralih fungsinya Fort Rottrdam dan ini
tentunya dirasakan juga bagi pihak – pihak terkait yang bertindak sebagai
pengelola Fort Rotterdam dan hal inilah yang mendorong rasa keingintahuan kami
yang diwujudkan dalam sebuah penelitian.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Kapan Fort
Rotterdam didirikan?
1.2.2
Apa fungsi utama
Fort Rotterdam pada awal didirikannya?
1.2.3
Apa fungsi utama
Fort Rotterdam sekarang?
1.2.4
Mengapa Fort
Rotterdam dialih fungsikan?
1.2.5
Apa dampak
pengalihan fungsi Fort Rotterdam bagi :
a.
Fort Rotterdam
itu sendiri
b.
Bagi pengelola
c.
Masyarakat
1
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Untuk mengetahui
sejarah berdirinya Fort Rotterdam.
1.3.2
Untuk mengetahui
fungsi Fort Rotterdam pada awal didirikan.
1.3.3
Mengetahui
fungsi Fort Rotterdam sekarang ini.
1.3.4
Mengetahui mengapa
Fort Rotterdam dialih fungsikan.
1.3.5
Mendapatkan
informasi mengenai dampak dari pengalihan fungsi Fort Rotterdam .
1.4
Manfaat Hasil Penelitian
1.4.1
Menggambarkan
isi interaksi sosial. Yaitu mengungkapkan kecenderungan yang ada pada interaksi sosial di masyarakat sekitar Fort
Rotterdam.
1.4.2
Mendapatkan
informasi mengenai perbandingan Fort Rotterdam sebelum dan sesudah peralihan
fungsi.
1.4.3
Dijadikan
sebagai bahan referensi.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah
Rotterdam
Benteng
Rotterdam Makassar dibangun oleh Raja Gowa ke IX Daeng Matare Karaeng
Manguntungi Tumapa’risi’ Kallonna dan diselesaikan oleh putranya Raja Gowa X
Imanriogau Bontokaraeng lakiung Tonipallangga Ulaweng dengan konstruksi tanah
liat pada tahun 1545. Atas perintah Raja Gowa XIV Imangerangi Daeng Manrabia
(Sultan Alauddin) pada tahun 1634 tembok benteng diperbaiki dan menambah
material batu karang, batu padas, dan batu bata menggunakan kapur dan pasir
sebagai perekat.
Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang)
adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada
di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.Benteng ini
dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto
Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah
liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi
benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst
yang ada di daerah Maros.
Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak
merangkak turun darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang
berjaya di daratan maupun di lautan.
Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar
menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas
pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani
perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk
menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng
ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis
Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah
kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai
pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur sampai saat ini
benteng Rotterdam digunakan untuk perdagangan dan dijadikan sebagai tempat
wisata prasejarah,selain itu Benteng Rotterdam dijadikan kantor pemerintah
yakni Pusat Kebudayaan Makassar,
Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La
Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran
Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan.
Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek
wisata di Kota Makassar. Salah satu obyek wisata yang terkenal disini selain
melihat benteng serta museum Lagaligo adalah menjenguk ruang tahanan sempit
Pangeran Diponegoro saat dibuang oleh Belanda sejak tertangkap ditanah Jawa.
3
Di benteng ini pernah di jajah oleh pasukan belanda, untuk
memperluas daerah kekuasaannya karena kerajaan gowa memliki rempah-rempah yang
banyak, Setahun lebih benteng digempur oleh Belanda dibantu oleh pasukan sewaan
dari Maluku, hingga akhirnya kekuasaan raja Gowa disana berakhir. Seisi benteng
porak poranda, rumah raja didalamnya hancur dibakar oleh tentara musuh.
Kekalahan ini membuat Belanda memaksa raja menandatangani "perjanjian
Bongaya" pada 18 Nov 1667 Di tempat ini juga Pangeran Diponegoro
dipenjara.
Luas
Benteng Rotterdam Makassar adalah 28.595,55 meter bujur sangkar, dengan ukuran
panjang setiap sisi berbeda, serta tinggi dinding berfariasi antara 5-7 meter
dengan ketebalan 2 meter.
Benteng
Rotterdam Makassar mempunyai lima buah sudut (Bastion), yaitu :
Terletak di
sebelah barat
|
Terletak di
sudut barat
|
4
Terletak di sudut barat laut
|
Terletak disudut timur laut
|
Terletak di sudut
tenggara
|
2.2 Bangunan
– bangunan di Rotterdam
2.2.1 Gedung A, merupakan tempat penerimaan tamu
Bone pada zaman dahulu. Namun sekarang gedung ini berganti fungsi menjadi pos
wajib untuk pengunjung yang datang berkunjung.
5
2.2.2 Gedung B, pada bagian atas dahulu digunakan sebagai tempat
perwakilan dagang dan bagian bawah sebagai ruang tahanan. Namun sekarang
berganti fungsi menjadi tempat polisi pariwisata.
2.2.3 Gedung C, adalah wisma bagi tamu – tamu dari
Buton. Namun sekarang dialih fungsikan sebagai gallery kesenian.
2.2.4 Gedung D,
dahulun bagian belakang yang merupakan rumah sakit bagi orang Belanda kemudian
dirubah fungsi sebagai wisma tentara.
6
2.2.5 Gedung E, dahulu tempat tinggal pimpinan perdagangan dan
pendeta. Sekarang dijadikan sebagai balai pelestarian Budaya Sul-Sel.
2.2.6 Gedung F, tempat tinggal Belanda.
7
2.2.7 Gedung
G, gudang dan bengkel. Sekarang gedung ini difungsikan sebagai tempat menampung lukisan dari tanah liat.
2.2.8 Gedung H, dahulu sebagai tempat penerima
tamu dari Ternate.
2.2.9 Gedung
I, adalah gedung peninggalan Jepang sebagai kantor penelitian bahasa dan
pertanian.
8
2.2.10 Gedung
J, merupakan kantor pemegang buku germising dan sekarang dialih fungsikan
menjadi perpustakaan.
2.2.11 Gedung
K, kantor balai kota.
2.2.12 Gedung
L, ruang tahanan
9
2.2.13 Gedung
M, merupakan gudang dan kantor perdagangan Belanda.
2.2.14 Gedung
N, merupakan menerima tamu dari Bacan.
2.2.15 Gedung
O, kantor gubernur Sulawesi Selatan dan sekitarnya.
10
2.2.16 Gedung P, merupakan gereja, yang sekarang
dijadikan tempat peningalan – peninggalan Belanda.
2.3 Sejarah Museum La Galigo
Museum bersejarah yang
terdapat di kota Makassar, Sulawesi Selatan ini diberi nama “La Galigo” atas
saran seorang seniman, karena nama ini sangat terkenal di kalangan masyarakat
Sulawesi Selatan. La Galigo adalah salah satu putra Sawerigading Opunna Ware,
seorang tokoh masyhur dalam mitologi Bugis, dari perkawinannya dengan We Cudai
Daeng Risompa dari Kerajaan Cina Wajo. Setelah dewasa, La Galigo dinobatkan
menjadi Pajung Lolo (Raja Muda) di Kerajaan Luwu pada abad ke-14.La Galigo juga
nama sebuah karya sastra klasik dalam bentuk naskah tertulis bahasa Bugis yang
terkenal dengan nama Sure’ La Galigo, dengan panjang 9.000 halaman, dan La
Galigo sendiri dianggap sebagai pengarangnya (studi mengungkapkan kemungkinan
penulisnya adalah perempuan bangsawan). Isinya mengandung cerita-cerita,
tatanan, dan tuntunan hidup orang Sulawesi Selatan dulu, seperti sistem religi,
ajaran kosmos, adat-istiadat, bentuk, dan tatanan masyarakat atau pemerintahan
tradisional, pertumbuhan kerajaan, system ekonomi atau perdagangan, keadaan
geografis, dan peristiwa penting yang pernah terjadi. Pada masa dahulu naskah
atau Sure’ yang dipandang suci ini disakralkan dan hanya dapat dibaca pada
waktu-waktu tertentu sambil dilagukan.
2.4 Peninggalan
– Peninggalan Bersejarah
2.4.1 Koleksi Keramik
Diruangan
Koleksi Keramik terdapat berbagai jenis keramik kuno dari berbagai dinasti
seperti Dinasti Sung abad 13-14 Dinasti Swaton abad 16-18, Dinasti cing abad
17-19, Dinasti Yuan terjan abad 14-16, Dinasti Annamese abad 14-16 Keramik -
keramik ini berasal dari China, Vietnam, Thailand ,Siam dan Jepang. Dan ada
juga, keramik yang berisi tulisan arab.
11
2.4.2 Alat-alat
Tradisional Perikanan dan Kelautan
Pada
bangunan lain Museum Lagaligo anda akan menjumpai koleksi Perangkat Tradisional
para pelaut dan nelayan bugis Makassar terdapat replika Perahu Pinisi yang
terkenal sampai ke manca negara berbagai jenis peralatan nelayan untuk mengkap
ikan yang umumnya masih dapat dijumpai dalam kehidupan masyrakat pesisisr
hingga saat ini.
2.4.3 Sepeda dan Bendi
Tidak
hanya peralatan tradisional nelayan yang terpanjang di ruangan ini anda pun
dapat melihat bendai, Sepeda ataupun Dokar, koleksi Perangkat pertanian
Tadisional yang terdapat dalam useum lagaligo ini adalah bukti sejarah
peradaban bahwa sejak jaman dahulu bangsa indonesia khususnya masyarakat
Sulawesi Selatan telah dikenali sebagai masyarakat yang bercocok tanam. Mereka
menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian terutama tanaman padi sebagai
bahan makanan pokok.
12
2.4.4 Koleksi Peralatan Menempa Besi dan Hasilnya
Jika
anda ingin mengenali lebih jauh tentang sisi lain dari kehidupan masa lampau
masyarakat Sulawesi Selatan, maka anda dapat mengkajinya melalui koleksi
tradisional menempa besi, Hasil tempaan berupa berbagai jenis senjata tajam,
baik untuk penggunan sehari - hari maupun untuk perlengkapan upacara adat.
2.4.6 Koleksi Peralatan Tenun Tradisonal dan Kain
Dari koleksi
Peralatan Tenun Tradisional ini, dapat diketahui bahwa budaya menenun di
Sulawesi Selatan diperkirakan berawal dari jaman prasejarah, yakni ditemukan
berbagai jenis benda peninggalan kebudayaan dibeberapa daerah seperti leang -
leang kabupaten maros yang diperkirakan sebagai pendukung pembuat pakaian dari
kulit kayu dan serat - serat tumbuhan-tumbuhan. Ketika pengetahuan manusia pada
zaman itu mulai Berkembang mereka menemukan cara yang lebih baik yakni alat
pemintal tenun dangan bahan baku benang kapas. Dari sinilah mulai tercipta
berbagai jenis corak kain saung dan pakaian tradisional.
13
Peninggalan
– peninggalan lainnya yang kami temui disekitar gedung Fort Roterrdam :
1.
Corong
udara, di Rotterdeam terdapat corong udara yang berfungsi sebagai tempat
masuknya udara agar tahanan dapat bernapas atau menghirup udara di dalam
penjara.
2. Meriam dan berbagai peluru, terdapat
didalam gedung P yang dulunya adalah gereja, sebagai tempat beribadah.
14
3. Lorong rahasia. Lorong ini dulunya
digunakan sebagai tempat untuk dilewati agar tidak terlihat oleh bangsa
Belanda., atau dengan kata lain lorong ini merupakan jalur
alternatif
untuk dilintasi.
4.
Benteng yang
sampai sekarang masih berdiri kokoh. Benteng ini dibuat dengan tebal 2 meter,
bahkan ada yang sampai 4 meter. Agar pasukan yang menyerang tidak dapat
menembus masuk kedalam area bangunan.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini
dilakukandengan pendekatan kualitatif. dimaksudkan agar hasil – hasil
penelitian dapat disimpulkan secara teori dengan argument yang nyata.
3.2 Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian
adalah Fort Rotterdam, sebuah objek wisata padat pengunjung yang terletak di
jl. Reburande, Makassar, Sulawesi Selatan. Kira
- kira berjarak 1km dari Losari Beach.
3.3 Sumber
Data
Sumber data yang kami
peroleh yang pertama yaitu sumber primer yang kami peroleh dari informan yang
diwawancarai dilokasi penelitian, Sumber data yang kedua atau sumber data
sekunder diperoleh dari buku – buku sejarah dan berbagai halaman blog di
internet mengenai Rotterdam Makassar.
3.4 Prosedur
Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data
atau keteramgan yang berkaitan dengan penelitia ini maka ditempuh dengan cara:
1.
Pengamatan
langsung atau observasi dalam hal ini dimaksud untuk mengetahui subjektif dan
identitas dari masyarakat yang ada disekitar Fort Rotterdam serta Fort
Rotterdam itu sendiri.
2.
Wawancara yaitu
teknik yang digunakan untukmemperoleh informasi yang mendalam sehingga
dipastikan kenyataan dari suatu fakta sehingga didapatkan penjelasan secara
langsung.
3.
Dokumentasi yang
dilakukan sebagai pembuktian dan lampiran.
3.5
Analisis
Data
Analisis data yang digunakan adalah
pengaturan secara sistematis transkrip – transkrip wawancara, catatan lapangan
dan bahan – bahan lainagar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan
pengerjaan, pemecahan dan sintesis dataserta pencarian pola, pengungkapan hal
yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan.
3.6
Tempat dan
Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan di Benteng
Fort Rotterdam. Penelitian dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Senin, 02 Oktober
2017
Waktu : Pukul 11.30 WITA –
selesai
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Berdirinya
Rotterdam
Benteng Rotterdam di Makassar ada satu benteng besar
yang berdiri megah, namanya Fort Rotterdam. Jangan bayangkan lokasi benteng ini
berada jauh diluar kota, dan kita harus menghabiskan waktu sekian jam untuk
duduk dimobil berkecepatan tinggi, karena lokasi benteng ini terletak didalam
kota Makassar sehingga cukup mudah untuk mencapainya. Benteng dengan halaman
seluas dua kali Museum Fatahilah Jakarta ini letaknya didepan pelabuhan laut
kota Makasar atau ditengah pusat perdagangan sentral kota. Apabila kita
menginap di area seputar pantai Losari, maka jaraknya dalam kisaran radius 2
km-an saja. Dari jalan raya, Fort Rotterdam yang juga akrab disebut benteng
Ujungpandang (nama lain dari Makassar) akan mudah dikenali karena sangat
mencolok dengan arsitektur era 1600an yang berbeda dengan rumah dan kantor
diseputarnya. Temboknya hitam berlumut kokoh menjulang hampir setinggi 5 meter,
dan pintu masuknya masih asli seperti masa jayanya. Dari ketinggian, bentuk
benteng seperti bentuk totem penyu yang bersiap hendak masuk kedalam pantai.
4.2
Fungsi
Rotterdam
Fungsi Fort Rotterdam
atau Benteng Ujung Pandang ini awalnya adalah sebagai tempat pertahanan rakyat
Makassar melawan penjajahan Belanda. Namun, ketikaBelanda berhasil menguasai
benteng ini, fungsinya berubah menjadi gudang penyimpanan rempah-rempah.
Benteng Ujung Pandang ini pun kemudian berubah nama menjadi Fort Rotterdam yang
diambil dari nama tempat kelahiran pemerintah Belanda saat itu.
Rotterdam
beralih fungsi menjadi objek wisata karena, masa penjajahan dan pemerintahan
Belanda di Indonesia telah berakhir, dan untuk dijadikan sebagai cendera mata bagi masyarakat dan
tourist bahwa bangunan – bangunan itu merupakan peninggalan – peninggalan
Belanda, yang terdapat lagi berbagai macam peninggalan bersejarah didalamnya.
4.3
Dampak Beralih
Fungsinya Fort Rotterdam
Dialih
fungsikannya Rotterdam ini membawa dampak masing – masing bagi pengelola,
masyarakat maupun bagi Rotterdam itu sendiri. Dampak bagi pengelola, mereka
mendapatkan pendapatan untuk tabungan kas mereka. Bagi para masyarakat, mereka
bisa berjualan sehingga mempunyai
pendapatan sedikit demi sedikit. Contoh lain juga pada supir becak, mereka
mendapatkan penghasilan yang pasti karena mereka mengantarkan paraa pengunjung
untuk masuk dan mengantar para pengunjung.
17
Bagi
Rotterdam sendiri, sudah terkenal kemancanegara bahkan para tourist berbondong
– bondong untuk datang berkunjung. Sebagai bangunan sejarah, benteng ini
merupakan bukti nyata kisah panjang masa kolonialisme yang pernah ada di bumi
nusantara. Selain itu, benteng ini juga menjadi saksi bisu sejarah panjang kota
Makassar.
4.4 Manfaat Wisata
4.3.1 Menambah pengetahuan atau wawasan akan ilmu
peristiwa sejarah yang terjadi disekitar kota Makassar.
4.3.2 Dijadikan sebagai sarana untuk berziarah ke
tempat dimana pahlawan – pahlawan yang telah gugur.
4.3.3 sebagai tempat yang bermanfaat sebagai objek
wisata
18
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Benteng Fort Rotterdam
Makassar adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng
ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke IX yang bernama I
manrigau Daeng Bonto Karaeng lakiung Tumapa’risi’ Kalonna. Awalnya benteng ini
berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV Sultan
Alauddin konstruksi benteng ini diganti dengan sedimen endesit. Benteng ini
dulunya sejak awal didirikan merupakan tempat pertahanan benteng Belanda,
seiring berkembangnya zaman hingga sekarang dijadikan objek wisata.
4.2 SARAN
Demikian yang dapat kami
paparkan mengenai materi dalam makalah ini, tentunya masih banyak kelemahan dan
kekurangan. Kami sangat berharap para pembaca dapat memberikan saran dan kritik
yang dapat membangun kepada penulis untuk penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Blog.Balai
Pelestarian Cagar Budaya Maskassar/Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Blog.sejarah-berdirinya-benteng-fort-rotterdam-di-makassar/sobatpetualang.com
20
LAMPIRAN
Dokumentasi
yang dilakukan bersama informan yaitu bapak Muh. Yasin
21
Thank
Youm,n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar