MAKALAH
FOTOGRAFI
“MATERI KE- 3 : EXPOSURE”
Disusun Oleh :
Abby Rattealo 1710121058
Calista Augrilia Yanendi Rantelino 1710121066
Muh Agri Nur Suharno 1710121048
Joshua
Kelompok 2
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU
SOSIAL
ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS FAJAR MAKASS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat pimpinan, kasih, dan kemurahan-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan membahas materi seputar “Exposure” pada mata kuliah Fotografi.
Dalam penyususan makalah ini, kami bersyukur atas tiap anggota yang turut serta membantu hingga akhir penyusunan makalah ini dan juga rekan-rekan lain yang turut serta membantu. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih.
Kami pun sadar baik secara isi maupun penyususnan makalah ini masih banyak kesalahan. Oleh karena itu, saran yang membangun dari Dosen atau pun rekan-rekan mahasiswa yang membacanya sangat kami harapkan, guna menjadi pedoman dalam tugas lainnya dikemudian hari.
Makassar, 6 Oktober 2018
DAFTAR ISI
Daftar Isi 1
Kata Pengantar 2
Bab I Pendahuluan 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
Bab II Pembahasan 4-7
2.1 Exposure 4
a. Aperture 5-6
b. Shutter Speed 6
c. ISO 7
Bab III Penutup 8
3.1 Kesimpulan 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sampai
saat ini tak dapat dipungkiri perkembangan yang terjadi pada teknologi kian
waktu makin mengelami kemajuan ditiap bidangnya. Alhasil membuat kehidupan saat
ini kian mudah dan menyenangkan.
Salah
satu bidang itu sendiri adalah fotografi. Jelas terlihat dari perkembangan
kamera digital yang terjadi dari dulu hingga saat ini, dari segi bentuk yang
kian minimalis dan tentunya kualitas yang tiap brand kamera sangat berusaha
untuk menonjolkan kelebihannya demi menarik pembeli dan juga menjaga hati
peminat setiannya.
Pada
makalah ini kami akan membahas mengenai penggunaan segitiga exposure dan juga
depth of field pada kamera digital seputar fotografi. Melihat masih banyaknya
orang yang belum paham akan hal tersebut, dan terkhusus bagi pemula yang mulai
tertarik dalam dunia fotografi.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah
:
1.
Apa yang
dimaksud dengan segitiga Exposure ?
2.
Apa yang
dimaksud dengan Depth of field ?
1.3
Tujuan
Dari
latar belakang dan rumusan masalah diatas dapat dikemukakan tujuan yang ingin
dicapai sebagai berikut :
1.
Dapat memahami
kegunaan segitiga Exposure dan mempraktekannya dengan baik pada kamera digital,
hingga membuat kita lebih kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Exposure
Kamera
pada dasarnya merupakan alat yang berguna untuk menangkap atau melukis cahaya
melalui sensor kamera tersebut. Dimana cahaya yang masuk atau diterima kemudian
diterjemahkan oleh sensor menjadi sebuah gambar.
Exposure itu sendiri menyatakan cerah
atau terang tidaknya atau jumlah pencahayaan dari sebuah gambar/photo. Apabila
cahaya yang diterima oleh kamera kurang, maka gambar akan menjadi gelap – dalam
dunia fotografi, hal tersebut sering disebut dengan Under Exposed (US). Adapun
sebaliknya apabila cahaya yang diterima tersebut berlebihan, maka yang terjadi
gambar yang dihasilkan akan menjadi terlalu terang atau Over Exposed (OE).
Jadi, usahakan selalu pada normal exposure.
Bryan
Peterson, seorang fotografer ternama telah menulis buku berjudul Understanding Exposure yang menerangkan
mengenai konsep exposure secara mudah. Peterson memberi ilustrasi mengenai tiga
elemen yang harus diketahui untuk memahami exposure, dengan menamai hubungan
ketiganya dengan sebutuan segitiga fotografi atau biasa dikenal dengan segitiga
exposure. Dimana setiap elemen dalam segitiga exposure tersebut tentunya
berhubungan dengan cahaya.
Ketiga
elemen yang dimaksud tersebut merupakan
ISO, Aperture, dan Shutter speed. Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut
exposure. Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam
elemen lainnya. Dimana kombinasi dari ketiganya yang akan menentukan gelap
terangnya sebuah foto.
a. Aperture
Aperture adalah
komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke
kamera. Aperture (bukaan lensa kamera) merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi banyak tidaknya penerimaan cahaya yang ada pada sebuah foto atau
gambar. Apabila bukaannya besar akan banyak cahaya yang masuk dibandingkan
degan bukaan kecil.
Selain merupakan salah
satu cara untuk mengendalikan cahaya yang masuk, bukaan digunakan juga untuk
mengendalikan kedalaman ruang ( Depth of
Field ). Bukaan besar membuat kedalaman ruang menjadi tipis, akibatnya
latar belakang subjek menjadi kabur. Bukaan kecil membuat kedalaman bidang
menjadi besar. Akibatnya semua bidang dalam foto menjadi tajam atau berada
dalam fokus.
Hal yang sering membuat
bingung bagi pemula adalah nomor dalam setting bukaan, dimana terbalik dengan
besarnya bukaannya. Misalnya angka kecil berarti bukaan besar, sedangkan angka
besar berarti bukaan kecil. Contoh : f/1, f/1.4, f/2, f/4, f/5.6, f/8, f/16,
f/22 dan seterusnya.
Setiap lensa memiliki
bukaan maksimum dan minimum. Angka yang tertera dalam lensa seperti f/3.5-5.6
berarti maksimum bukaan bervariasi Antara f/3.5 sampai f/5.6.
b.
Shutter
Speed
Kecepatan rana (shutter
speed) adalah durasi kamera membuka sensor untuk menyerap cahaya. Semakin lama
durasinya, semakin banyak cahaya yang masuk ke kamera dan hasil foto akan
bertambah terang.
Satuan shutter speed
adalah dalam detik atauy pecahan detik. Biasanya berawal dari 1/4000 detik
sampai 30 detik. Variasinya ini diatur pada badan kamera bukan pada lensa.
Shutter speed juga mempengaruhi pada kecepatan rana yang cepat membeku (freeze)
objek yang bergerak, dan kecepatan rana yang lama menangkap gerakan (motion)
objek secara berkesinambungan.
Dalam praktek kita
membutuhkan kecepatan rana yang tinggi untuk membekukan gerakan subjek yang
bergerak. Seperti pada foto liputan olahraga. Sebaliknya kita menggunakan
kecepatan rana yang rendah untuk merekam efek gerak. Seperti dalam merekam
pergerakan air terjun.
c.
ISO
ISO merupakan ukuran
sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran dimulai dari angka 50, 80, atau 100
dan akan berlipat ganda sampai 3200 atau bahkan lebih besar lagi. ISO dengan
ukuran angka kecil, berarti sensitivitas terhadap cahaya rendah, ISO dengan
angka besar berarti sebaliknya. ISO dengan angka besar atau disebut juga dengan
ISO tinggi akan mengurangi kualitas gambar, karean munculnya bintik-bintik yang
dinamakan “noise”. Foto angkan Nampak berbintik-bintik seperti pasir dan detail
yang halus akan hilang. Tapi untuk kondisi yang sulit, seperti sedikit
cahayadalam ruangan, ISO yang tinggi seringkali diperlukan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Exposure
menyatakan cerah atau terang tidaknya atau jumlah pencahayaan dari sebuah
gambar. Dalam dunia fotografi dikenal segitiga exposure yang dimana setiap
elemen dalam segitiga exposure tersebut tentunya berhubungan dengan cahaya.
Komponen tersebut merupakan Aperture, Shutter Speed dan ISO. Kombinasi dari
ketiganya menentukan gelap terangnya suatu foto yang dihasilakan.
Sedangkan
Depth of Field sendiri adalah ketajaman ruang yang di tentukan atau
dikendalikan oleh aperture.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar